Mantan karyawan CIA di balik kudeta 2016 yang gagal di Montenegro

Jaksa penuntut pemerintah Montenegro mengklaim bahwa mantan perwira Badan Intelijen Pusat AS membantu para konspirator pro-Rusia mengatur kudeta pada 2016. Tujuan mereka adalah untuk membunuh Perdana Menteri Milo Dukanović saat itu. melepaskan kudeta pro-Rusia di negara itu untuk mencegah masuknya ke NATO. Tuduhan itu muncul setelah 20 orang Serbia dan Montenegro ditangkap di Montenegro karena diduga merencanakan kudeta. Penangkapan terjadi pada hari pemilihan, 16 Oktober 2016, sementara Montenegro berjuang keras untuk mendapatkan suara. Para konspirator bahkan menyewa seorang "penembak jitu", "pembunuh profesional" dengan tugas membunuh Đukanović. Setelah membunuh perdana menteri, para konspirator berencana menyerbu parlemen dan mengumumkan kudeta.
Rusia dengan keras membantah tuduhan tersebut. Namun pada Maret tahun lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson diduga membenarkan tuduhan pemerintah Montenegro. Pengadilan terhadap 20 pria yang ditangkap pada Oktober 2016, serta dua orang Rusia yang diadili secara in absentia, berlangsung di ibu kota Montenegro, Podgorica. Selama persidangan, jaksa menanyai Joseph Assad, mantan perwira CIA, sebagai konspirator dalam kasus kudeta. Assad, lahir di Mesir, adalah seorang ahli kontraterorisme di CIA setelah tiba di Amerika Serikat pada tahun 1990, tetapi akhirnya meninggalkan agensi tersebut untuk mengabdikan dirinya pada perusahaan keamanannya. Diyakini bahwa pada saat dugaan kudeta, perusahaan Assad dipekerjakan oleh Aron Shaviv, seorang ahli strategi politik yang terkait dengan Front Demokratik, sebuah partai oposisi pro-Rusia di Montenegro. Shaviv, yang memiliki kewarganegaraan Inggris dan Israel, mengatakan bahwa dia menyewa perusahaan Assad untuk melakukan kontra intelijen terhadap dinas keamanan Montenegro. Menurut Shaviv, pihak berwenang Montenegro telah memata-matai dia karena hubungannya dengan partai politik domestik yang pro-Rusia.
Tetapi jaksa penuntut dalam persidangan atas dugaan pemimpin kudeta mengatakan peran Assad adalah untuk mengatur dan menyediakan rute pelarian dan metode serangan bagi para pemimpin kudeta. Sehubungan dengan tuduhan ini, surat perintah dikeluarkan untuk Assad, menuduhnya "beroperasi dengan perusahaan kriminal", menurut surat kabar Inggris Guardian. Assad menepis tuduhan itu sebagai "kampanye menipu". Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, dia mengklaim sebagai "seorang Amerika yang setia yang tidak memiliki peran dalam kejahatan atau kudeta apa pun di Montenegro." Sementara itu, Front Demokratik dan sejumlah partai oposisi lainnya di Montenegro mengecam klaim pemerintah atas kudeta yang gagal sebagai "aksi publisitas" yang bertujuan mengalihkan perhatian warga negara dari keadaan ekonomi dan masalah domestik lainnya. .

Mantan karyawan CIA di balik kudeta 2016 yang gagal di Montenegro

| INTELIJEN |